Sebuah
Pelajaran dari Perjalanan
Sebagai
seorang saya, menikmati alam merupakan anugerah terbesar yang bisa saya lakukan
tanpa perlu memikirkan hal-hal lain. Gunung, khususnya, memberikan semua yang
saya butuhkan untuk itu. Berbagai macam tulisan yang telah saya baca mengenai
asyiknya kegiatan yang satu ini. Tapi, tentu saja, sangat beda terasa jika saya
alami sendiri.
Awalnya,
pendakian pertama saya di Gunung Arjuna terasa hanya main-main. Saya tidak
begitu menikmati perjalanan yang saya lakukan. Di samping karena itu merupakan
pengalaman pertama saya bepergian jauh dengan orang-orang yang baru sebentar
saya kenal, saya juga merasa kesal sepanjang perjalanan karena hujan deras dan
kabut yang seringkali menghalangi penglihatan saya untuk menikmati pemandangan
sekitar.
Pendakian
yang benar-benar bisa saya nikmati adalah saat melakukan simulasi pendakian di
Gunung Panderman. Hari itu (Minggu, 18 Maret 2012), cuaca cerah walau saat
pemberangkatan langit mendung dan kadang kala gerimis turun. Beda rasanya melakukan
pendakian seorang diri. Benar-benar nikmat. Sepanjang perjalanan yang ada dalam
pikiran saya hanyalah mengenai filosofi mendaki gunung. Selama ini tidak pernah
saya pikirkan makna mendaki gunung itu. Sepanjang jalur, saya tersadar. Karena
waktu sangat ditentukan dalam pendakian kali itu, otomatis saya harus
mempercepat langkah, bahkan sedikit berlari. Saat menemukan jalur menanjak,
saya memelankan langkah, mengatur napas dengan baik dan benar, dan sebisa
mungkin mengatur langkah agar tidak terjatuh. Jika jalurnya landai, saya
melangkah lebar-lebar dan cepat, beristirahat sedikit agar waktu tidak terbuang
percuma. Jalur menurun saya lewati dengan hati-hati, juga agar tidak jatuh.
Walaupun sekali, saya jatuh dan melukai lutut. Selanjutnya, saya lebih hati-hati
lagi walau langkah sedikit terhambat.
Selama
naik dan turun gunung itu, satu hal saya pelajari. Inilah hidup. Sulit mudahnya
perjalanan hidup, bisa kita lalui jika kita melaluinya dengan benar. Jalan
kesuksesan yang kita daki memang melelahkan. Namun, waktu yang kita punya hanya
sedikit. Kita boleh beristirahat sebentar kalau kita lelah, tapi kita harus
maju terus. Jalan yang lurus dan membuat kita nyaman jangan sampai melenakan
kita. Saat kita jatuh, memang sakit. Tapi, harus, kita tidak boleh berhenti.
Bersamaan dengan waktu, rasa sakitnya akan hilang. Dan kita harus terus maju.
Itulah
yang saya dapat di hari itu. Sebuah pelajaran dari perjalanan yang benar-benar
berharga. Alam telah memberikan yang terbaik untuk saya. Dan saya, berharap
dapat melakukan sebaliknya dengan ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar