Selasa, 12 Juni 2012

Sebuah Pelajaran dari Perjalanan

Sebagai seorang saya, menikmati alam merupakan anugerah terbesar yang bisa saya lakukan tanpa perlu memikirkan hal-hal lain. Gunung, khususnya, memberikan semua yang saya butuhkan untuk itu. Berbagai macam tulisan yang telah saya baca mengenai asyiknya kegiatan yang satu ini. Tapi, tentu saja, sangat beda terasa jika saya alami sendiri.
Awalnya, pendakian pertama saya di Gunung Arjuna terasa hanya main-main. Saya tidak begitu menikmati perjalanan yang saya lakukan. Di samping karena itu merupakan pengalaman pertama saya bepergian jauh dengan orang-orang yang baru sebentar saya kenal, saya juga merasa kesal sepanjang perjalanan karena hujan deras dan kabut yang seringkali menghalangi penglihatan saya untuk menikmati pemandangan sekitar.
Pendakian yang benar-benar bisa saya nikmati adalah saat melakukan simulasi pendakian di Gunung Panderman. Hari itu (Minggu, 18 Maret 2012), cuaca cerah walau saat pemberangkatan langit mendung dan kadang kala gerimis turun. Beda rasanya melakukan pendakian seorang diri. Benar-benar nikmat. Sepanjang perjalanan yang ada dalam pikiran saya hanyalah mengenai filosofi mendaki gunung. Selama ini tidak pernah saya pikirkan makna mendaki gunung itu. Sepanjang jalur, saya tersadar. Karena waktu sangat ditentukan dalam pendakian kali itu, otomatis saya harus mempercepat langkah, bahkan sedikit berlari. Saat menemukan jalur menanjak, saya memelankan langkah, mengatur napas dengan baik dan benar, dan sebisa mungkin mengatur langkah agar tidak terjatuh. Jika jalurnya landai, saya melangkah lebar-lebar dan cepat, beristirahat sedikit agar waktu tidak terbuang percuma. Jalur menurun saya lewati dengan hati-hati, juga agar tidak jatuh. Walaupun sekali, saya jatuh dan melukai lutut. Selanjutnya, saya lebih hati-hati lagi walau langkah sedikit terhambat.
Selama naik dan turun gunung itu, satu hal saya pelajari. Inilah hidup. Sulit mudahnya perjalanan hidup, bisa kita lalui jika kita melaluinya dengan benar. Jalan kesuksesan yang kita daki memang melelahkan. Namun, waktu yang kita punya hanya sedikit. Kita boleh beristirahat sebentar kalau kita lelah, tapi kita harus maju terus. Jalan yang lurus dan membuat kita nyaman jangan sampai melenakan kita. Saat kita jatuh, memang sakit. Tapi, harus, kita tidak boleh berhenti. Bersamaan dengan waktu, rasa sakitnya akan hilang. Dan kita harus terus maju.
Itulah yang saya dapat di hari itu. Sebuah pelajaran dari perjalanan yang benar-benar berharga. Alam telah memberikan yang terbaik untuk saya. Dan saya, berharap dapat melakukan sebaliknya dengan ikhlas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar